Ketepatan waktu pengiriman logistik di Indonesia masih rendah. Rendahnya ketepatan waktu ini lantaran bentuk negara Indonesia yang berupa kepulauan yang luas. Hal ini diungkap oleh Aulia E. Marinto, Ketua Asosiasi e-Commerce Indonesia (idEA).
“Logistik menjadi yang terbesar karena negara kita ini kepulauan. Misalnya, bisa nggak kita kirim barang dengan jelas waktunya seperti kirim ke Papua itu, 2 hari bahkan sampai 7 hari,” katanya, di Jakarta, Rabu (16/8).
Selain masalah logistik, e-commerce juga memiliki permasalahan lain seperti, “harmonisasi, mindset, payment dan data yang terintegrasi,” jelas Aulia.
Untuk meningkatkan ketepatan waktu pengiriman, Aulia menyebutkan perlunya kerjasama dan integrasi dari pengelola transportasi, penyedia jasa angkutan, dan pihak terkait.
Aulia mengaku sudah mengajukan masalah ini kepada Kementerian Perhubungan. Dia juga berharap semua pemangku kepentingan tetap optimis dalam menghadapi masalah ini.
“Kami usulkan bareng ke Kemenhub…Mari kita optimis,” tuturnya.
Peta jalan E-commerce
Indonesia ditaksir memiliki potensi ekonomi berbasis elektronik sebesar US$130 miliar sampai 2020. Presiden Joko Widodo baru saja menandatangi Perpres Nomor 74 Tahun 2017 tentang Peta Jalan Sistem Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik Tahun 2017-2019 sebagai upaya akselerasi dan optimalisasi e-commerce, startup dan elemen-elemen terkait.
Sementara itu, roadmap e-commerce 2017-2019 memberi arahan dan langkah-langkah penyiapan dan pelaksanaan perdagangan yang transaksinya berbasiskan serangkaian perangkat dan prosedur elektronik.
Peta jalan ini mengatur pendanaan, perpajakan, perlindungan konsumen, pendidikan dan sumber daya manusia, infrastruktur komunikasi, logistik, keamanan siber (cyber security) dan Pembentukan Manajemen Pelaksana Peta Jalan SPNBE 2017-2019.
Sumber: CNN